Perbedaan Melahirkan di Rumah Sakit, Rumah, dan Puskesmas

Tahukah kamu, kalau melahirkan di rumah sendiri sebenarnya bisa menjadi pengalaman yang aman dan nyaman asalkan direncanakan dengan baik? Lalu, kira-kira apa bedanya dengan melahirkan di puskesmas ataupun rumah sakit? Tentunya, setiap tempat memiliki pro dan kontranya sendiri. Supaya kamu tidak salah pilih, pertimbangkan juga kondisi kesehatan ibu dan janin serta faktor lainnya yang bisa menjadi penentu. Selain rumah sakit, yuk, pelajari di sini mana yang lebih baik melahirkan di bidan atau puskesmas dengan di rumah! 

Perbedaan Melahirkan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Rumah Sendiri

Sebelum memilih tempat yang pas untuk melahirkan si Buah Hati, pertimbangkan dahulu poin plus dan minus masing-masing. Berikut ini informasi yang mungkin bisa berguna untuk membantumu dalam mengambil keputusan terbaik:

  1. Yang perlu diketahui saat Melahirkan di Rumah Sakit (1).
    Melahirkan di Rumah Sakit menjadi pilihan yang umum bagi banyak ibu untuk memberikan kelahiran yang aman dan terkendali. Berikut ini adalah kelebihan yang perlu kamu ketahui jika memilih melahirkan di RS:
    • Ditemani oleh dokter: Proses melahirkan akan dipimpin oleh dokter kandungan. Ibu hamil bisa dapat melakukan persalinan secara normal tetapi dokter juga bisa segera melakukan operasi caesar darurat bila diperlukan.
    • Peralatan yang memadai: Rumah sakit juga memiliki peralatan yang lebih lengkap, di mana mereka akan memantau bayi yang baru lahir dengan monitor janin selama persalinan.
    • Ahli neonatologi: Rumah sakit juga memiliki ahli neonatologi, yakni dokter dengan pelatihan khusus dalam perawatan bayi yang baru lahir. Apabila bayi yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas, lahir dengan kelainan bentuk, atau memiliki masalah lain, ahli neonatologi akan siap untuk penanganan lebih lanjut.
    • Keterbatasan pengunjung: Karena harus memenuhi prosedur yang berlaku, tentunya ada peraturan yang harus ditaati di rumah sakit. Biasanya, rumah sakit hanya akan mengizinkan beberapa anggota keluarga untuk menemani ibu.
    • Pengaturan asupan gizi Ibu: Selain mengatur jumlah pengunjung, rumah sakit juga akan mengatur asupan gizi ibu dengan disediakannya menu sehat untuk proses pemulihan badan.
    • Biaya yang lebih tinggi: Tagihan dari rumah sakit cenderung lebih tinggi daripada di puskesmas. Terutama jika kamu tidak memiliki program asuransi yang mencakup layanan bersalin, biaya melahirkan bisa menjadi sangat mahal.
  2. Kelebihan dan kekurangan melahirkan di rumah (2).
    Nah, tadi kita sudah membahas proses persalinan di rumah sakit, kini saatnya membahas proses bersalin di rumah. Nantinya, kamu dapat membandingkan apakah lebih baik melahirkan di bidan atau puskesmas, rumah sendiri atau rumah sakit. Berikut yang harus kamu tahu jika ingin melahirkan di rumah:
    • Lebih familiar dan nyaman: Dengan melahirkan di rumah, ibu sudah terbiasa dengan lingkungan sekitar yang ada, sehingga bisa membantu proses persalinan lebih nyaman. Keluarga dan teman pun juga bisa berkunjung dan menemani untuk memberikan support.
    • Kontrol atas proses kelahiran: Di rumah, ibu memiliki lebih banyak kontrol dalam persalinan. Selain itu, tidak ada tekanan untuk menggunakan obat atau intervensi lainnya.
    • Bonding dengan bayi: Berbeda dengan di rumah sakit, kesempatan untuk waktu skin-to-skin dengan bayi setelah lahir lebih banyak jika ibu melahirkan di rumah.
    • Biaya melahirkan di rumah: Meski kemungkinan besar biayanya lebih rendah daripada melahirkan di rumah sakit, namun polis asuransi mungkin tidak akan menanggung biaya persalinan jenis ini.
    • Tetap membutuhkan bantuan medis: Jika ingin melahirkan di rumah, pastikan untuk memilih bidan atau dokter yang secara resmi memiliki lisensi atau sertifikasi untuk melakukan prosedur persalinan di rumah.
    • Harus menyiapkan alat sendiri: Melahirkan di rumah berarti kamu juga harus siap dengan menyediakan peralatan kebersihan, termasuk seperti handuk bersih dan sprei plastik.
    • Tidak direkomendasikan untuk kondisi medis tertentu: Jika terjadi keadaan darurat, Anda harus pergi ke rumah sakit. Waktu bisa menjadi esensi. Kelahiran di rumah dianggap paling aman jika dilakukan di dekat rumah sakit. Penting bagi kamu untuk bersiap dan merencanakan kemungkinan pemindahan rumah sakit.
  3. Pro dan Kontra Melahirkan di Puskesmas (3).
    Menurutmu, lebih baik melahirkan di bidan atau puskesmas atau di rumah sakit? Coba cek dulu daftar pro dan kontranya di sini ya.
    • Cocok untuk persalinan normal: Melahirkan di puskesmas lebih tepat dilakukan oleh ibu yang tidak memiliki kondisi medis yang bisa mempengaruhi kelancaran persalinan. Jika ada komplikasi sebelum, selama, atau setelah melahirkan, maka puskesmas akan menyarankan agar ibu dipindahkan ke rumah sakit.
    • Tidak bisa operasi caesar: Di puskesmas, proses persalinan akan terjadi dengan bantuan bidan dan biasanya lebih simple karena tidak ada komplikasi. Caesar tergolong operasi besar yang membutuhkan pengawasan beberapa dokter.
    • Minim peralatan dibandingkan di RS: Saat persalinan, tentunya ada beberapa peralatan yang tidak selengkap di rumah sakit. Misalnya, bayi mungkin tidak akan terhubung ke monitor yang dapat memantau kondisinya selama proses persalinan seperti di rumah sakit.
    • Biaya lebih terjangkau: Di puskesmas, biaya yang akan dikeluarkan untuk proses persalinan tidak akan setinggi di rumah sakit. Oleh sebab itu, puskesmas bisa menjadi opsi jika ingin melahirkan tanpa operasi dengan biaya yang lebih ramah di kantong.
    • Keterbatasan obat: Puskesmas tidak terlalu banyak menyediakan penggunaan obat-obatan, misalnya seperti Pitocin (yang digunakan untuk merangsang persalinan). Jadi, bumil yang ingin melahirkan biasanya datang ke puskesmas di waktu yang sudah benar-benar mendekati kelahiran.

Perbedaan Antara Bantuan Dokter dengan Bidan(3) 

Apabila bumil dan pihak keluarga sudah memiliki hubungan yang baik dengan bidan di puskesmas, mungkin akan lebih memilih melahirkan di puskesmas atau di rumah. Asalkan tidak ada kondisi medis yang membahayakan, serta proses persalinan bisa dilakukan secara normal, menggunakan cara ini sebenarnya sah-sah saja.

Namun bila ibu hamil memiliki kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, epilepsi, penyakit jantung, atau diabetes, atau mengalami komplikasi serius tertentu pada kehamilan sebelumnya, kehamilan tersebut akan dianggap sebagai berisiko tinggi.

Pasalnya, ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter kandungan atau mungkin spesialis lain, seperti perinatologis (dokter spesialis kehamilan berisiko tinggi). Apapun pilihanmu, baik bidan atau dokter, pastikan untuk memilih tenaga medis yang profesional dan juga sudah mengantongi sertifikat.

Nah, demikian sejumlah info tentang tempat dan tenaga kesehatan yang bisa kamu pilih sebelum proses lahiran tiba. Agar kehamilan berjalan lancar hingga waktu persalinan, kamu bisa menunjang kesehatan janin dengan mengonsumsi suplemen multivitamin kehamilan yang mengandung Vitamin B9 (Asam Folat dan Metafolin) 800 mcg, Vitamin D 1000 IU, serta vitamin dan mineral lainnya sekali sehari untuk menjaga kesehatanmu dan calon buah hati. Semoga proses persalinan berjalan lancar!

Artikel ini ditinjau oleh: 
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health

Reference:

  1. Parang Mehta. The Difference Between Giving Birth in a Birthing Center vs. a Hospital. Web MD. https://www.webmd.com/baby/difference-giving-birth-hospital-birthing-center. 
  2. Jessica Timmons. Home Birth: What You Need to Know. Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/home-birth-vs-hospital-birth.
  3. Karen Miles. Midwife vs Doctor: Which is Right For You?. Baby Center. https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/doctor-or-midwife-which-is-right-for-you_9348.