7 Program Hamil Untuk Suami Agar Cepat Mendapatkan Buah Hati
Memiliki momongan merupakan keinginan yang paling sering dinantikan oleh pasangan baru. Bahkan, banyak pasangan yang rela melakukan berbagai upaya program hamil agar bisa berhasil. Pada dasarnya, program hamil bukan hanya tanggung jawab istri saja, namun juga membutuhkan dukungan dan partisipasi suami. Apalagi, kualitas dan jumlah sperma pada pria mulai menurun sejak usia 40 tahun.(1)
Oleh karena itu, sangat penting bagi pasangan suami istri untuk memperhatikan kesehatan reproduksi tubuh dari keduanya agar peluang kehamilan dapat meningkat. Jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang bagaimana caranya untuk bisa membantu suami memaksimalkan kesuburannya, baca terus informasi program hamil untuk suami di bawah ini ya.
Daftar Program Hamil untuk Suami
Agar program hamil yang kalian rencanakan bisa berjalan lancar, peran suami juga dibutuhkan lho. Apa saja persiapannya?
- Lakukan pemeriksaan ke dokter: Segera berkonsultasi dengan dokter merupakan saran yang paling sering direkomendasikan bagi pasangan yang sedang ingin menjalani program hamil. Apalagi, jika suami memiliki pekerjaan, hobi, atau kondisi medis yang bisa menyebabkan jumlah sperma yang rendah. Pada pria, pemeriksaan meliputi pengujian pada sampel air mani untuk dianalisis dan dihitung jumlah spermanya. Pada program hamil untuk suami juga bisa dilakukan pemeriksaan USG juga dapat dilakukan untuk mencari masalah pada skrotum, atau saluran tempat air mani bergerak.(2)
- Berhenti merokok: Ada banyak alasan baik untuk berhenti merokok, salah satunya adalah kesuburan. Merokok mempengaruhi banyak aspek dari kesehatan sperma, termasuk jumlah sperma, kemampuan gerak sperma (kemampuan berenang sperma), dan bentuk sperma. Ditambah lagi, Kebiasaan merokok pada pria juga dapat mempengaruhi kesuburan pasangan wanita, di mana wanita yang terpapar asap rokok secara pasif memiliki tingkat kehamilan yang rendah.(3)
- Kurangi kafein: Untuk pecinta kopi, teh, soda, atau minuman energi, sebaiknya perlu hati-hati dalam mengonsumsi kafein yang terkandung di dalamnya. Sebab, konsumsi kafein yang berlebihan bisa berdampak negatif pada kesehatan reproduksi pria. Terlalu banyak kafein bisa menyebabkan berkurangnya volume bahkan kerusakan pada DNA sperma. Lebih baik, suami mengonsumsi kafein dengan jumlah yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, ya!(4)
- Berhenti minum alkohol: Ternyata, banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menurunkan kesuburan. Jika kamu dan pasangan sedang menantikan kehadiran Buah Hati, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk membatasi atau bahkan berhenti mengonsumsi alkohol sama sekali. Pasalnya, konsumsi alkohol yang tinggi berhubungan dengan jumlah sperma yang lebih rendah dan penurunan kemampuan gerak sperma.(3) Yuk, ubah mindset dengan memulai gaya hidup lebih sehat saat memulai program hamil untuk suami dan istri.
- Perhatikan juga berat badan: Apabila suami memiliki berat badan berlebih, sebaiknya rencanakan agar bisa dikurangi. Hal ini disebabkan karena berat badan juga mempengaruhi kualitas sperma. Untuk mencapai goal ini, tidak ada salahnya untuk menemui dokter gizi dan mengutarakan niat untuk memulai program hamil, di mana dokter gizi juga dapat membantu mengubah kebiasaan makan dan memulai program penurunan berat badan.(2)
- Makanan program hamil untuk suami: Para suami yang sedang berupaya dalam program hamil, bisa mencoba memperbanyak konsumsi menu di bawah ini.
- Buah alpukat dan mangga. Antioksidan yang terdapat pada buah dan sayuran dapat membantu melindungi sperma dari kerusakan seluler dan menjaga agar sperma tetap kuat dan cepat, yang dibutuhkan untuk berlomba-lomba melalui tabung falopi dan membuahi sel telur. Selain itu, vitamin E pada buah alpukat dan mangga juga membantu meningkatkan jumlah sperma.(5)
- Kacang-kacangan. Tahukah kamu, jika kacang-kacangan kaya akan folat, yakni turunan vitamin B? Folat juga memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu menjaga agar sperma bebas dari kelainan kromosom, sehingga layak dicoba menjadi kudapan sehat saat promil.(5)
- Cukup istirahat: Mungkin saran yang satu ini terdengar sepele, namun kurang tidur ternyata dapat mempengaruhi kualitas sperma. Selain kurangnya waktu tidur, kebiasaan begadang juga dapat mempengaruhi kesuburan pria. Oleh sebab itu, hindari kebiasaan begadang jika kamu dan pasangan tengah merencanakan kehamilan. Idealnya, pria membutuhkan tidur sekitar 7-8 jam setiap malam.(6)
Demikian informasi kali ini yang membahas tentang program hamil untuk suami agar pasangan baru bisa segera mendapatkan keturunan. Ingat, usaha untuk hamil tidak hanya bergantung pada wanita saja lho, namun dukungan dari suaminya juga sangat dibutuhkan.
Selain itu, pihak istri juga dapat mengonsumsi multivitamin persiapan kehamilan yang mengandung asam folat sebanyak 800 mcg, vitamin D 1000 IU, serta vitamin dan mineral lainnya perhari untuk membantu mendukung kehamilan. Kamu bisa memilih multivitamin yang memiliki kombinasi dari keduanya atau dengan komposisi lengkap agar memudahkanmu dalam dikonsumsi. Akhir kata, semoga tips di atas dapat membantu kalian yang sedang berusaha untuk memiliki momongan. Tetap berusaha dan jangan putus asa ya!
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health
Reference:
- Age Thresholds for Changes In Semen Parameters In Men. https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(13)00687-0/fulltext.
- Chaunie Brusie. 7 Tips for Healthy Sperm. https://www.healthline.com/health/fertility/how-to-increase-sperm-count.
- 11 Ways to Increase Sperm Count and Improve Fertility. https://www.verywellfamily.com/tips-to-increase-fertility-for-men-1959906.
- Lauren Manaker, MS, RDN. Male Fertility Foods To Avoid & What Foods to Eat Instead. https://www.ovulifemd.com/male-fertility-foods-to-avoid/.
- Tamekia Reece. The Best Foods to Improve Male Fertility. What To Expect. https://www.whattoexpect.com/getting-pregnant/fertility-foods-for-men.aspx.
- Mei Mei Liu, et al. Sleep Deprivation and Late Bedtime Impair Sperm Health Through Increasing Antisperm Antibody Production: A Prospective Study of 981 Healthy Men. NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5402839/